SETELAH China secara resmi berhasil mendaratkan pesawat J-15 di Kapal Induk Lioning, AS mulai melengkapi Kapal Induknya dengan drone atau pesawat tempur tak berawak X-47B, di Kapal Induk USS Harry S. Truman, Senin (26/11) kemarin.
Businessinsider.com pada Rabu (28/11) menjelaskan, pesawat ini akan menempatkan Amerika Serikat di luar jangkauan senjata apapun di dunia seperti rudal anti kapal induk China. Pesawat ini rencananya juga akan dilengkapi fasilitas pengisian bahan bakar di udara.
David Ax dari Wired.com menjelaskan, bila kemampuan pengisian bahan bakar di udara rampung dilakukan, pesawat ini akan 10 kali lebih mematikan dari pesawat tempur berawak biasa dengan jangkauan yang lebih jauh. Perusahaan pembuat X-47B, Northrop Grumman, juga menerima kontrak untuk memodifikasi pesawat tanpa awak jarak jauh Global Hawk menjadi pesawat pengisian bahan bakar di udara.
Berita ini sangat berdekatan dengan pengumuman keberhasilan China mendaratkan pesawat tempur Angkatan Lautnya, J-15, Minggu (25/11) yang disusul dengan pengumuman India untuk meluncurkan kapal induk terbarunya. Selama ini rudal Dong-Feng (DF-21D) buatan China dianggap sebagai momok bagi kapal induk AS karena selain dirancang sebagai rudal anti satelit juga dapat berfungsi menjadi rudal balistik anti kapal induk, anti-ship ballistic missile (ASBM), pertama di dunia. Belakang Iran juga merancang sistem rudal yang sama bernama Khalij Fars yang dibuat berdasarkan desain Fateh-110.
Selain rudal, AS juga mulai khawatir dengan kemampuan drone buatan China. "Ini merupakan tren yang menakutkan, China meningkatkan penelitian di tahun-tahun belakangan ini. lebih cepat dari negara manapun di dunia," kata seorang pengamat yang tak disebut namanya sebagaimana dilansir nytimes.com dua hari yang lalu mengomentari beberapa model drone tempur lokal yang ditunjukkan dalam pameran Zhuhai Air Show di China baru-baru ini. Pasar drone di China diperkirakan akan meningkat seiring meningkatnya ketegangan perbatasan dengan negara-negara tetangganya.
Selain untuk menumpulkan persenjataan mutakhir negara lain, drone AS, sebenarnya sudah banyak yang berkeliaran di dunia menarget musuh-musuh AS. Serangan 'burung ababil' yang juga banyak menelan korban sipil ini dilaporkan akan dilegalisasikan untuk operasi extra-judicial killing di enam negara; Pakistan, Afghanistan, Yaman, Somalia, Iraq dan Libya. Sampai saat ini masih terdapat kehampaan hukum internasional mengenai legitimasi serangan drone. Beberapa negara hanya bisa mengusir atau memungut drone yang jatuh akibat malfungsi seperti jatuhnya drone RQ-170 Sentinel di Iran.
Sumber
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !