Headlines News :
Home » , » Ayoo Bangun N-2130 dengan Crowdfunding

Ayoo Bangun N-2130 dengan Crowdfunding

Written By Redaksi on Thursday, September 12, 2013 | 11:33 PM

Mungkin berita ini cocok ditujukan kepada penggagas atau para ahli Indonesia yang membutuhkan dana untuk memproduksi massal hasil karyanya. Ayooo buat N2130 dengan crowdfunding

Dahsyatnya Investasi Rakyat: Crowdfunding Solusi Dana Terbatas

SEDIKIT demi sedikit lama-lama jadi bukit, itulah mungkin pepatah yang pas untuk menggambarkan kedahsyatan investasi rakyat yang sering disebut dengan istilah crowdfunding.

Situs fastcompany.com, Kamis (5/9) melaporkan crowdfunding saat ini menjadi solusi paling jitu mengatasi keterbatasan dana pada dunia riset akibat pendanaan yang terpotong karena krisis ekonomi.

Dalam artikel berjudul 'Georgia Tech Launches Its Own Crowdfunding Site For Science Research' disebutkan Ilison Jo Mercer, seorang peneliti di Georgia Tech mengatakan pihaknya sudah membuat situs internet menampung pendanaan publik untuk membiayai berbagai riset yang mereka lakukan. Lembaga ini menghasilkan produk inovatif mulai dari alat pancing sampai penunjuk jalan berbasis GPS.

Mereka beralih ke pendanaan rakyat karena pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai penghematan. "Dana riset dipotong, dipotong dan dipotong," kata Mercer kepada Fast Company.

Pendanaan Crowdfunding bukanlah fenomena baru apalagi dengan mencuatnya inovasi bisnis Patungan Investasi ala penceramah Yusuf Mansyur. Di AS, investasi bernuansa donasi dan sumbangan ini sudah dilakukan oleh Kickstarter dan Indiegogo. Diperkirakan, tahun lalu kedua lembaga pengelola dana crowdfunding ini berhasil mengumpulkan dana masyarakat, untuk membiayai proyek-proyek unggulannya, sebesar US$2,7 miliar. Investor dijanjikan balik modal setelah kira-kira 10 tahun.

Mercer mendapat ide: Kenapa rakyat tidak diundang saja untuk mendanai sains, juga? Perusahaan inipun meluncurkan situs 'Georgia Tech Starter' pada Senin lalu.

Pemotongan dana riset oleh pemerintah membuat berbagai lembaga resmi menggali potensi crowdfunding. Universitas Arizona dan Universitas Virginia bekerjasama meluncurkan situs bernama Useed, untuk mendanai riset mereka. Universitas Vermont juga dengan berbagai partner lainnya mempunyai Launcht. Bahkan ada juga yang menggunakan crowdfunding untuk riset antariksa seperti Univeritas Utah dengan RocketHub-nya.

Yang mengherankan, sektor pertanian juga mulai ikut meraup dana dari cara ini. Dalam artikel 'The future for farms? Crowd funding cows and milk" di MSN News, Rabu (4/9) disebutkan kiprah Paul Greive, pengelola perusahaan susu sapi, Primal Pastures, yang dapat melakukan ekspansi usahanya berkat pendanaan publik ini.

Belajar dari ide bisnis Yusuf Mansyur dan situs-situs crowdfunding lainnya, terlihat bahwa investasi model seperti ini diminati karena investor tidak terlalu repot menginvestasikan dananya karena menggunakan internet. Minimal dana juga sangat kecil. Sehingga, generasi pengguna internet yang terbiasa dengan pendanaan dunia maya seperti google adsense, paypal maupun uang elektronik lainnya, akan lebih nyaman ikut serta.

Kelebihan lainnya adalah, investor dapat memilih proyek-proyek apa saja yang ingin mereka danai atau donasikan. Ada nuansa perjuangan dan gotong-royong. Bia di AS, crowdfunding digunakan mendanai perusahaan-perusahaan riset, energi surya, peluncuran roket ke antariksa bahkan kampanye politik, maka tidak mustahil suatu saat proyek-proyek nasional seperti pembuatan N-2130, N-250, pertambang, properti, pertanian dan kehutanan rakyat serta program-program Roket Pembawa Satelit (RPS) Lapan dapat didanai dengan sistem ini.

Proyek-proyek prestisius dan mercusuar yang ogah didanai perbankan dan lembaga keuangan resmi, dapat dengan mudah diatasi dengan pendanaan publik yang selama ini menyukainya.

Crowdfunding juga membutuhkan lembaga atau sosok yang dipercaya untuk meyakinkan massa. Di Indonesia, sebenarnya sistem ini sudah lama digunakan khususnya dalam momen penarikan dana melalui pesan singkat (SMS) yang berbiaya khusus, pada acara-acara televisi maupun hiburan lainnya.

Pada tahun 1989, masyarakat Sumatera Barat juga pernah menggalakkan crowdfunding Gerakan Seribu Minang (Gebu Minang) untuk tujuan pengembangan ekonomi lokal. Saat ini, gerakan sosial ini telah menjadi semacam perusahaan holding yang mempunyai cabang di berbagai provinsi. Gerakan ini juga mengilhami gerakan sejenis di komunitas-komunitas lainnya di Indonesia.

"Crowdfunding memberikan ruang pendanaan yang lebih luas kepada organisasi, lembaga sosial dan proyek-proyek sipil, dengan memotong keribetan teknik-teknik fundraising tradisional," tulis sebuah artikel "How crowdfunding drives development" di The Guardian, Rabu (4/9).







Sumber: Jurnas

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Who We Are

About

Alternate Name: STASPRO. Type: Suborbital Launch Site. Country: Indonesia. Latitude: -7.64635 deg. Longitude: 107.68822 deg.

Sounding rocket launch location known to have been used for 10 launches from 1965 to 2005, reaching up to 191 kilometers altitude.

Pandansimo

Label

bantul (2) berita (4) indonesia (12) internasional (1) lapan (4) Pameungpeuk (7) pesawat (2) roket (8) satellite (3) sejarah (1) spaceport (15) uav (1)

Entri Populer

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Pameungpeuk - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template